Selasa, 30 Juni 2015

anak-anak indonesia di paksa untuk dewasa


Satu hal yang terlintas dalam benak saya, jika kita melihat anak-anak adalah bermain,main dan main. hampir tiada hari yang terlewatkan tanpa bermain,ragam permainan dan objek permainan merekapun mermacam-macam dari yang kita anggap kotor,sampai dengan hal-hal yang menjijikan,dari yang tradisional sampai ke yang internasional. bahkan untuk makan saja mereka anggap tidak terlalu penting, bila perlu mungkin mereka berharap tidak ada malam hari supaya mereka tidak di berhentikan disaat asyik bermain.


Sebagai pengantar dari seseorang yang menyandang gelar mantan anak-anak,sekelumit kenangan yang penuh dengan kegembiraan dan kebebasan, berjoget ,bernyanyai lagu-lagu yang sederhana, sangat liar dan itu mengasyikkan

Namun yang sangat disayangkan jika saya bandingkan ketika masa kecil saya.dengan anak-anak sekarang,masa kecil mereka di paksa untuk dewasa.hal ini saya ungkapkan karena saya prihatin terhadap anak-anak yang senang bernyanyi. mereka secara tidak langsung bernyanyi seperti orang-orang dewasa yang problema kehidupannya komplek, terutama problem cinta . sedangkan otak, anak-anak masih belum bisa sampai memikirkan hal itu, baru sampai pada tahap sayang. dan itupun sebatas pada orang tua dan keluarga. belum sampai pada kisah cinta sepasang kekasih. lalu kemudian timbul pertanyaan,apakah mereka lupa atau tidak hapal lagu-lagu anak-anak? atau mungkin mereka malu menyanyikan lagu anak-anak karena lagu-lagu itu tidak gaul? atau memang kurang sering diajarkan bernyanyi lagu anak-anak?

Jawabannya ada pada  pemerintah, yang menangani bidang penyiaran televisi, lebih khusus lagi Lembaga Penyiaran Indonesia (KPI),seharusnya lembaga tersebut yang memilih dan memilah tayangan apa saja yang mendidik dan apa saja yang tidak. jika anda perhatikan hampir tidak ada tayangan yang layak, dan mendidik serta melatih perkembangan jiwa dan otak anak-anak,ya memang ada sedikit tapi itu hanya film anak-anak. itupun film dari luar, dan tentu saja budaya-budaya dari luar. saya jadi teringat ada tayangan perlombaan nyanyi anak-anak dan kontes dai cilik,pada salah satu stasiun TV swasta.akan tetapi menurut saya itu masih kurang, baik dalam hal mendidik, memotivasi,kreatifitas dan mental kurang terarah.karena hal itu hanya diperlukan untuk kebutuhan sesaat.kita lihat saja setelah selesai perlombaan tidak ada tindak lanjutnya,kemudian mengenai intensitas dan jumlah tayangan anak-anak masih kurang.

Jadi, pada kita semua terlebih saya pribadi 

"Jika teramat sulit menangkap koruptor dan memikirkan pemecahan masalah negara saat ini, marilah kita didik mental spritual dan ilmu  anak-anak kita dengan ajaran-ajaran yang baik, agar dasar dasar kehidupan yang beradab terwujud hingga mereka dewasa nanti, dan jangan lupa kontrol lingkungan ". 

jeritan rakyat: anak-anak indonesia di paksa untuk dewasa

jeritan rakyat: anak-anak indonesia di paksa untuk dewasa: Satu hal yang terlintas dalam benak saya, jika kita melihat anak-anak adalah bermain,main dan main. hampir tiada hari yang terlewatkan ...